EKONOMI ISLAM : PEMAHAMAN RASIONAL PEMBIAYAAN SYARIAH, RELEGIUSITAS, PRIMORDIALISME PENGUSAHA DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP PENGUSAHA DALAM MEMILIH PEMBIAYAAN DI BANK SYARIAH
PEMAHAMAN RASIONAL PEMBIAYAAN SYARIAH,
RELEGIUSITAS, PRIMORDIALISME PENGUSAHA DAN PENGARUHNYA TERHADAP SIKAP PENGUSAHA
DALAM MEMILIH PEMBIAYAAN DI BANK SYARIAH
Menurut Wibowo (2015) Pengusaha yang memiliki
pemahaman terhadap produk dan sistim pembiayaan syariah yang sama pada
kenyataanya belum tentu menghasilkan sikap yang sama dalam memilih produk
pembiayaan dibank syariah. Pengusaha yang memiliki relegiusitas tinggi dan
ikatan primordialisme secara normatif tentu akan cenderung berpaling kepada
ajaran-ajaran agama dan ikatan primordialismenya dalam memilih produk
pembiayaan syariah di bank syariah.
Namun disisi lain pengusaha harus bersifat rasional dalam mengambil keputusan bisnisnya berdasarkan motif ekonomi. Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah pemahaman rasional pembiayaan bank syariah, relegiusitas, dan primordialisme pengusaha mempengaruhi sikap pengusaha dalam memilih pembiayaan syariah di bank syariah?
Namun disisi lain pengusaha harus bersifat rasional dalam mengambil keputusan bisnisnya berdasarkan motif ekonomi. Berdasarkan hal tersebut maka permasalahan dapat dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: Apakah pemahaman rasional pembiayaan bank syariah, relegiusitas, dan primordialisme pengusaha mempengaruhi sikap pengusaha dalam memilih pembiayaan syariah di bank syariah?
Di beberapa negara penelitian tentang motif
bermitra dengan bank syariah pernah dilakukan meskipun tidak secara khusus
meneliti tentang prilaku pengusaha dalam kaitannya dengan pembiayaan di bank
syariah. Penelitian di Qatar menemukan bukti bahwa faktor relegiusitas menjadi alasan
utama pelanggan bergabung dengan bank Islam. Dalam kondisi pelayanan yang
kurang memuaskan pelanggan bank Islam di Qatar cenderung tidak memiliki
keinginan berpindah ke bank konvensional. Hal ini karena di Qatar faktor
relegiusitas sangat dominan. Namun belum ditemukan bukti empiris pengusaha
berpindah bank karena alasan relegiusitas. Sementara itu hasil penelitian di
Singapura ditemukan bukti bahwa ketika faktor relegiusitas dikombinasikan
dengan alasan-alasan ekonomis maka jawaban responden cenderung memilih bank
syariah (Woldie dan Al Hajri, 2004).
Menurut teori agency bahwa manusia diasumsikan
bertindak rasional sesuai dengan motif ekonomi (Jensen M dan W. Meckling,
1976). Teori neo klasik menyatakan bahwa tindakan rasional mengarah pada
keuntungan material atau utility (Kahneman, D. 1991; Etzioni, 1986 & 1988;
Tversky,A& Kahmen, 1986). Tindakan rasional dipengaruhi oleh alokasi sumber
daya (Moon, et al, 2003); penghitungan cost of benefit (Bouffard et al, 2010);
serta kumpulan dan pemahaman informasi (Scholten, 2007; March, 1978). Sikap pengusaha
dihipotesiskan dipengaruhi oleh motif-motif rasional dibanding dengan motif
emosional.
Hasil penilitian secara keseluruhan searah
dengan landasan utama teori tentang tindakan rasional bahwa pada hakekatnya
manusia memiliki kecenderungan untuk berlaku rasional dalam mengambil keputusan
.Arah beta positip menunjukkan hasil penelitian arahnya sudah sesuai dengan
teori yang dibangun. Dalam teori neoklasik manusia cenderung untuk berlaku
rasional. Pengusaha yang memiliki relegiusitas tinggi tidak otomatis akan mempengaruhi
sikap pengusaha dalam memilih pembiayaan di bank syariah. bahwa sikap pengusaha
dalam memilih pembiayaan di bank syariah lebih dipengaruhi secara langsung oleh
faktor pemahaman rasional pembiayaan syariah. Faktor mengejar keuntungan
maksimal atau laba usaha mendasari pemahaman pengusaha tentang pembiayaan bank
syariah. Sedangkan relegiusitas dan priomordialisme tidak terbukti secara
langsung mempengaruhi sikap pengusaha dalam memilih pembiayaan di bank syariah.
Wibowo, Ery. 2015. Pemahaman Rasional Pembiayaan Syariah,
Relegiusitas, Primordialisme Pengusaha Dan Pengaruhnya Terhadap Sikap Pengusaha
Dalam Memilih Pembiayaan Di Bank Syariah. Benefit, Vol 19 No 1
UNIMUS Semarang.
Comments
Post a Comment